Jumat, 11 Januari 2013 | |

Hidup Adalah Perjuangan (Pengaderan ala Rasulullaah SAW)

     Hidup adalah perjuangan. Perjuangan memerlukan pengorbanan. Demikianlah pernyataan para instruktur training materi ideologi. Biasanya pernyataan tersebut disampaikan ketika masa orientasi pengaderan suatu organisasi.
     Masa orientasi adalah masa pendoktrinan suatu ideologi organisasi yang disampaikan pada peserta anyar. Peserta dicekoki dengan sekian banyak doktrin organisasi agar fanatik dan loyal kepada suatu kepemimpinan. Bahkan para instruktur dalam memberikan materi training-nya mengarah ke pemikiran yang menonjolkan organisasinya.
     Tak heran bila setiap kelompok bangga terhadap organisasinya. Jadi tidaklah heran pula jika setiap orang bangga dengan organisasinya. Namun, fakta perjalanan manusia dalam berorganisasi terjadi pasang surut dalam loyalitas. Padahal loyalitas merupakan salah satu indikator kualitas kader.
     Mengapa demikian? Sebab, kader merupakan generasi pelanjut kepemimpinan organisasi. Itulah sebabnya jika suatu organisasi tidak rajin mengadakan training pengaderan, niscaya usia organisasi itu hanya seumur pendirinya.
     Rasulullaah Muhammad Shallallaahu'Alaihi Wasallaam adalah seorang nabi yang berdimensi negarawan. Sosialisasi ideologi dilakukan melalui rencana terukur. Analisis SWOT dilakukan secara seksama. Pengukuran konten SWOT didasarkan atas data riil kekuatan dan kelemahan internal dan eksternal, kemudian dipetakkan seberapa besarnya peluang dan tantangannya. Hasil analisis SWOT dijadikan dasar untuk menyusun strategi membangun kekuatan.
     Tiga belas tahun Rasulullaah intensif mencetak kader yang output-nya adalah cerdas, militan, loyal, dan visioner. Darul al-Arqam adalahwadah training centre untuk membentuk mindset peserta didik. Paradigma jahiliyah dirombak menjadi paradigma islamiyah.
     Paradigma yang diinjeksikan kepada peserta didik adalah masalah aqidah yang berdimensi imamah jamaah. Sebuah visi ideologis yang berdimensi ukhrawi. Orientasi organisasi kufar hanya sebatas dunia, sementara orientasi Rasulullaah adalah lintas dunia bahkan akhirat.
     Rasulullaah adalah trainer yang handal. Belum ada duanya di dunia ini. Nilai aqidah sebagai dasar membangun pola pikir peradaban didoktrinkan tuntas kepada peserta didik. Karena itu, fanatisme terhadap ajaran islam sebagai way of life  tidak tergoyahkan. Gelombang ancaman, himpitan, bahkan siksaan dari lawan tidak menjadikan surutnya sebuah perjuangan ideologi.
     Nah, di sinilah wujud atau bukti seiya sekata seorang instruktur pengaderan melalui pernyataan "hidup adalah perjuangan dan perjuangan memerlukan pengorbanan". Perjuangan yang gigih dan konsisten  akan menghasilkan sebuah kemenangan yang dicitakan. Rasulullaah adalah pelaku sejarah kemenangan. Tetapi, kemenangan itu tidak diraih dengan khayalan tanpa upaya serius. Pengorbanan harta benda, bahkan nyawa diberikan demi eksisnya sebuah ideologi. Beliau tauladan umat manusia dalam segala hal.
     Dari uraian ilustrasi diatas, baiknya dapat untuk menjadikannya sebagai contoh dalam diri kita khususnya mahasiswa yang rindu akan gerakan. Mahasiswa yang sedang dalam masa berkobarnya semangat juang, menyalurkan energi positifnya untuk negeri, melalui sebuah organisasi. Organisasi yang didalamnya tidak hanya mengkader yuniornya, tetapi juga menkader bagian tervital yaitu pada diri individu masing-masing agar terciptanya elemen-elemen keanggotaan organisasi yang saling menguatkan dalam bekerjasama meraih apresiasi masyarakat. Apresiasi dari gagasan-gagasan yang disusunnya dan diterapkannya sendiri pada masyarakat, yang akhirnya dirasakan pula buah manis dari kerja keras yang diabdikannya oleh masyarakat.

Repost from Suara Hidayatullaah Magazine, by Dr Abdul Mannan, SE.
With editing conclution, by me.
Agung Surya Nugraha

0 komentar:

Posting Komentar